Start-Up

Warning: Spoiler!

Tumben-tumbennya aku mau menulis review mengenai drama yang kutonton, iya aku memang tidak selalu mengikuti K-Drama yang sedang happening, kok.

Sebetulnya aku sudah cukup terlambat menemukan drama Start-Up ini. Waktu itu timeline dari teman-teman Twitter studymbeler cukup ramai membahas drama ini. Belum lagi postingan Instagram dari akun-akun bisnis dan investasi banyak membahas drama ini.

Akhirnya, aku menonton drama Start-Up ini, aku mengejar ketertinggalan dengan maraton dari episode pertama saat pulang kerja. Berikut ulasan singkat dari aku ya…

Sinopsis

15 tahun lalu…

Perceraian Seo Cheong-Myeong dan Cha A-Hyeon membuat kakak beradik Seo In-Jae dan Seo Dal-Mi terpisahkan. Dalmi ikut ayahnya, sedangkan Injae ikut ibunya. Hal ini membuat Dalmi membuat kehilangan semangat hidup.

Di lain tempat, Han Ji-Pyeong, seorang pemuda yang baru dikeluarkan dari panti asuhan karena sudah cukup dewasa sedang luntang-lantung dan hanya membawa uang sebesar 2 juta won. Nenek Dalmi, Choi Won-Deok halmeoni, berbaik hati menampungnya di kamar yang kosong.

Melihat cucunya yang bersedih hati, Nenek Dalmi menyuruh Ji-Pyeong untuk menuliskan surat penghiburan untuk Dalmi. Ji-Pyeong mengambil nama Nam Do-San sebagai pengirim surat karena menurutnya Dosan sangat beruntung saat itu, dia baru saja menjadi juara olimpiade matematika.

Dalmi dan Injae kini telah dewasa dan memiliki nasib yang berbeda. Dalmi hidup sederhana dengan neneknya, Choi Won-Deok, seorang pedagang corn dog yang berjualan di food truck. Sedangakan Injae (yang telah berubah marga menjadi Won In-Jae) telah menjadi CEO di perusahaan ayah tirinya yang bernama Morning Nature. Jipyeong pun kini telah menjadi manajer senior di SH Venture Capital, sebuah perusahaan modal ventura.

Suatu ketika, Injae mengajak Dalmi dalam pesta relasi. Dalmi tidak mau kalah, karenanya dia begitu ingin membawa Nam Do-San, teman pena yang telah dikenalnya dalam 15 tahun lalu untuk ikut serta dalam pesta relasi tersebut.

Dalmi pun bercerita kepada neneknya mengenai Nam Do-San. Nenek Dalmi pun menyuruh Jipyeong untuk mencari Nam Do-San. Akhirnya, Nam Do-San pun ditemukan, sayangnya pada saat itu keadaan Dosan bukanlah CEO sukses seperti yang dibayangkan Dalmi. Dosan adalah satu dari tiga pendiri Samsan Tech, perusahaan kecil yang telah merugi selama dua tahun lamanya.

Jipyeong pun membujuk Dosan untuk berpura-pura jadi CEO sukses pada saat pesta relasi. Awalnya Dosan tidak mau, namun hatinya terenyuh setelah membaca surat-surat Dalmi. Bahkan, Dosan merasakan cinta pertamanya saat bertemu Dalmi.

Dalmi pun merasakan hal yang sama, sampai-sampai Dalmi keluar dari perusahaan tempat dia bekerja dan ingin mendirikan perusahaan start-up seperti Dosan dan kawan-kawannya.

Tentu saja, mendirikan perusahaan start-up bukanlah hal mudah. Banyak rintangan yang harus dilalui. Mulai dari bersaing dengan banyak tim, kritikan pedas dari mentor, dan masih banyak lagi.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Tonton saja, hihi…

Pendapatku tentang Start-Up

Kamu tim siapa?

#TeamDosan, untuk Dalmi ya… menurutku cocok gitu kalau Dalmi bersama Dosan. Jipyeong untukku, hihi *halu

Siapa tokoh yang paling kamu sukai?

Semua tokoh memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing, ya. Aku suka Han Jipyeong yang mandiri, tegas, dan pandai membaca masa depan dari data-data yang ada, ya walapun… bicaranya kadang-kadang kurang bisa direm dan suka maju-mundur dalam urusan percintaan.

Dalmi yang bersemangat dan komunikatif, Dosan yang (awalnya) labil, kurang pandai dalam interaksi sosial, dan tidak memiliki ambisi lama-lama semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Begitu juga dengan tokoh lainnya.

Kamu merasa paling mirip dengan tokoh siapa?

Dosan! , hehe. Pasti yang tahu aku di kehidupan nyata akan setuju, kok. Tapi ya jangan seperti itu terus, karenanya aku mengagumi Jipyeong, heheheh.

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari drama Start-Up, di samping aspek percintaan?

Roda kehidupan akan terus berputar. Siapa yang menyangka jika Jipyeong yang dulunya luntang-lantung mencari tempat tinggal akan menjadi manajer senior (lalu direktur) di masa depannya? Siapa yang menyangka jika Injae harus memulai dari nol lagi karena tidak mendapat saham dari Morning Nature? Siapa yang menyangka kalau Dosan yang juara olimpiade matematika saat kecil harus bersusah payah saat mendirikan Samsan Tech? Dan masih banyak lagi.

Belajarlah berinvestasi. Ini jelas ya, Jipyeong muda bisa melipatgandakan uang 8 juta won menjadi 80 juta won karena investasi. Semua itu karena ketekunan Jipyeong dalam mempelajari investasi dan kepandaiannya membaca peluang dan masa depan dari apa yang diinvestasikannya berdasarkan data-data yang sudah ada.

Ikuti mimpimu namun realistis juga perlu. Ini yang perlu kita catatkan. Memiliki dan mengikuti mimpi itu perlu, tetapi jangan lupa akan realita yang ada.

Serahkanlah apa yang belum kamu kuasai kepada teman satu tim yang lebih menguasai. Kenapa Han Jipyeong menyuruh Samsan Tech untuk mencari CEO baru? Menurutku ada benarnya sih, karena saat itu Dosan dan kawan-kawan belum memliliki apa yang diperlukan sebagai seorang pemimpin. Akhirnya, dipilihlah Dalmi menjadi CEO, dan Dosan menjadi Chief Technology Officer (CTO) di Samsan Tech. Dalmi memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik sehingga bisa meyakinkan para juri saat Hackathon maupun Demo Day.

Kritikan itu terkadang pahit, tapi memang perlu untuk kemajuan bersama. Jipyeong tidak segan untuk mengkritik Dalmi dan kawan-kawan jika melakukan hal yang tidak semestinya. Tetapi, hal itu terbukti dapat membuat Dalmi dan kawan-kawan menjadi lebih baik.

Berhati-hatilah saat menerima apa yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan! Pada suatu episode, Samsan Tech akan diakuisisi oleh 2STO dan mendapatkan 3 miliar won, padahal Samsan Tech masih baru-barunya. Sayangnya, Dalmi dan Dosan kurang hati-hati dalam membaca kontrak, sehingga yang terjadi adalah acqhire atau akuisisi talenta, yang dibawa ke Amerika Serikat oleh 2STO hanyalah tim pengembang (Dosan, Cheolsan, dan Yongsan) sedangkan Dalmi dan Saha dipecat dari Samsan Tech, dan Samsan Tech juga bubar.

Apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk selamanya, bisa jadi itu membawa ke arah yang lebih baik. Samsan Tech bubar, Dalmi memulai dari nol dengan melamar ke Injae Company, Saha kembali ke dunia hukum, Dosan yang baru saja putus cinta dengan Dalmi harus pergi ke Amerika karena telah menandatangani kontrak dengan 2STO, begitupun dengan Cheolsan dan Yongsan. Jipyeong dituduh “membunuh” kakak Yongsan dengan kata-katanya yang terlalu pedas.

Tetapi semua itu membawa mereka ke arah yang lebih baik ‘kan? Dalmi lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan, Dosan kini lebih percaya diri, Yongsan lebih open-minded terhadap kritikan, Cheolsan pun lebih sukses, Jipyeong lebih berhati-hati dalam bertutur kata, Injae kini tidak lagi menganggap adiknya sebagai musuh, malah dia mendukung Dalmi saat menjelang tender. Noongil, perangkat lunak buatan Dosan dan kawan-kawan telah didanai oleh perusahaan non-profit (aku lupa namanya). Cheongmyeong Company – tempat Dalmi dan kawan-kawan bertualang setelahnya, menang tender mobil kemudi otomatis.

Pikirkanlah aspek kemanusiaan di samping aspek keuntungan. Noongil memang tidak begitu berorientasi pada keuntungan, tetapi Noongil bisa membantu para tunanetra dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Membanggakan, ‘kan?

Menjadi kebanggaan orang lain itu berat. Inilah yang dirasakan Dosan selama bertahun-tahun. Orang tuanya menjadikannya kebanggaan di saat ia sukses menjuarai olimpiade, tetapi tidak mendampinginya di saat-saat terbawah. Itulah yang membuat Dosan terbebani.

Menurutmu, bagaimanakah aspek percintaan dalam Start-Up? Banyak yang tim-tim-an nih heheheh..

Dosan adalah orang yang jujur dengan perasaannya dan lebih straightforward dalam menyatakan rasa cintanya terhadap Dalmi. Selain itu, mereka juga bekerja bersama di Samsan Tech dan kemudian Cheongmyeong Company. Karenanya, Dalmi lebih tertarik pada Dosan – bahkan setelah mengetahui penulis surat-surat yang menghiburnya 15 tahun lalu adalah Han Jipyeong.

Sedangkan Jipyeong kurang luwes dalam menyatakan cintanya, mungkin ini dipengaruhi oleh latar belakang Jipyeong yang telah hidup sendiri sedari muda sehingga (agak) mengesampingkan urusan percintaan, ya… tetapi Jipyeong memiliki bahasa cintanya sendiri, dia melakukan tindakan-tindakan yang berdampak positif pada Dalmi. Seperti ngebet jadi mentor Samsan Tech, memberi arahan pada Dalmi, melindungi Dalmi, dan sebagainya.

Mungkin bahasa cinta Dosan lebih mudah ditangkap oleh Dalmi ketimbang bahasa cinta Jipyeong, itu sih yang aku tangkap…

Berapa rating drama Start-Up menurutmu?

4,5/5! Di awal agak kurang greget kecuali saat Jipyeong berpisah dengan nenek, itu aku sampai nangis-nangis karena aku relate juga (walaupun kejadiannya tentu tidak sama lah ya, heheh), menurutku greget-nya Start-Up ini dari episode 6 dan setelahnya.

Sekian dulu review Start-Up dari aku, yang penasaran nonton lah ya, hehe..

Setengah tahun

Sudah lebih dari setengah tahun aku mendirikan akun studygram yang bernama studymbeler, tepatnya pada 28 Mei 2020 lalu.

Awal mulanya, akun seni abal-abal (yang bahkan aku sendiri lupa usernamenya apa) didirikan pada November 2019, setelah PTO. Sayangnya, karena kesibukan (atau kemalasan?), akun tersebut jadi terbengkalai.

Sampai pandemi melanda dan yang terjadi adalah kesedihan karena tertundanya impian

Agar tak terus larut dalam kesedihan, aku membuat studymbeler sebagai pengisi waktu luang sekaligus pengingat bahwa aku masih memiliki impian. Sejarah terbentuknya studymbeler bisa dilihat di sini ya.

Q&A

Bagaimana perkembangan studymbeler sekarang?

Alhamdulillah, saat ini aku sudah menerbitkan 23 kiriman (yang ada di feeds), 526 akun yang aku ikuti dan 863 pengikut. Agak lamban memang, tetapi itu hal yang harus aku syukuri karena studymbeler bisa melangkah sampai enam bulan lebih.

Apa suka duka menjalankan studymbeler?

Sukanya, aku bisa menjalankan hobiku sekaligus berbagi hal yang aku lakukan kepada teman-teman. Menjalankan studymbeler membangkitkan semangatku kembali agar terus belajar dan melanjutkan pendidikan, mengingat saat ini tingkat pendidikanku masih Diploma I. Aku berharap, semoga teman-teman diberi kemudahan untuk melanjutkan pendidikan dan mengembangkan kompetensi serta karir, Aamiin.

Selain itu, aku bisa mengenal teman-teman studygram dari seluruh Indonesia, bahkan beberapa ada yang dari luar negeri. Aku juga sedikit-sedikit tahu berita pendidikan saat ini, kalau ini karena banyak teman-teman yang membagikan cerita-cerita saat sekolah/kuliah daring sih, hihi.

Aku juga banyak belajar mengenai penataan catatan, lettering, cara menulis ide yang kita punya, banyak sih. Intinya, banyak sukanya.

Dukanya, pada awal-awal menjalankan studymbeler aku sempat frustrasi karena perkembangannya sangat lambat. Untungnya, teman-teman dunia nyata dan juga beberapa teman-teman seangkatanku yang belum sempat aku temui langsung begitu tulus mendukungku di awal-awal berdirinya studymbeler.

Terima kasih juga kuucapkan kepada mentorku, Dita, Mbak Deby, dan banyak lagi sesepuh studygram/bujogram yang banyak memberiku arahan mengenai feeds, lettering, handwriting, dan tentu saja service/pelayanan saat menjalankan akun studygram.

Selain itu, duka juga muncul ketika banyaknya akun-akun yang mendewakan followers, hobi drama nggak jelas, dan sejenisnya. Tapi itu hanya sebagian kecil sih. Banyak sukanya kok.

Sering nongkrong di….

Studygram Santuy! Heheh. Terima kasih Lita yang sudah menampung kami!

Kenapa memilih feeds putih?

Alat-alatku terbatas, aku tidak punya pernak-pernik estetik. Yang aku punya hanya jilbab putih, jadi ya feeds-ku putih.

Pernah ganti konsep studygram?

Konsep dari studymbeler ya gitu-gitu aja sih, catatan tes potensi akademik (TPA), tes bahasa Inggris (TBI), dan hal-hal lain yang aku bagikan.

Tetapi, pada November lalu, catatan aku menjadi lebih sederhana karena aku lebih nyaman dengan catatan yang sederhana, tidak terlalu banyak hiasan, tetapi isinya bisa aku pahami seluruhnya.

Kenapa ada game notes?

Game notes adalah ajang penyegaran dari hal-hal yang aku pelajari, baik itu akademis maupun non-akademis, mirip journaling sih. Inspirasi membuat game notes sendiri adalah diriku yang suka main game. Itu sih.

Apa perubahan yang nampak pada dirimu setelah menjalankan studymbeler?

Lebih terorganisir, lebih rapi, dan tentu membuat semangat bekerja di kantor. Itu yang paling aku suka.

Sekarang kamu kan sudah mulai banyak ngantor, studymbeler post setiap hari…

Tetap Sabtu/Minggu. Sudah aku lakukan sejak beberapa bulan lalu.

Apakah kamu akan menjalankan studymbeler selamanya? Jika kamu sudah tidak lagi menjalankan studymbeler…

Tentu tidak selamanya. Tetapi aku berharap hal-hal positif yang aku dapatkan selama aku menjalankan studymbeler terus terbawa sampai akhir hayatku.

Harapan kamu kedepannya untuk studymbeler?

Teruslah berjalan walau tidak secepat yang lain, tak usah insecure dengan apa yang akun lain punya, kamu punya tujuan sendiri kan? Teruslah berbagi ilmu, itu.

Terima kasih teman-teman dunia nyata, teman-teman satu pekerjaan yang belum sempat bertemu di dunia nyata, teman-teman Studygram Santuy, Visualart Indonesia, Lettering Class (GC pertama ini!), dan Studygram Enthusiast, dan tentu saja teman-teman studygram yang aku sayangi!

Sekian refleksi setengah tahun dari studymbeler. Nama boleh Mbeler, kelakukan jangan!

22

Hai gais! Lama tidak jumpa di sini. Tepat 29 September kemarin, aku berusia 22 tahun.

Terima kasih pada Allah yang sudah memberikan aku hidup sampai 22 tahun ini, terima kasih juga pada orang-orang istimewa yang Allah hadirkan untukku.

Pergantian usiaku sekarang ini benar-benar berbeda dengan yang sudah-sudah. Apa lagi kalau bukan karena pandemi?

Tetapi, terima kasih. Pandemi memberikanku banyak hikmah.

Penundaan mimpi, atau bahkan diarahkan untuk menuju mimpi yang lain – yang menurut Allah jauh lebih baik.

Iya, semua ditunda.

Pendewasaan. Ini yang paling penting.

Berawal dari suatu hal yang tidak bisa ditulis di sini, titik balik terjadi.

Di waktu ini aku berlayar, menentukan ke mana kapal akan menuju.

“Kita percaya, kamu bisa membawa kapal ini”

Di sana aku menentukan arah.

“Kamu mau terus berlayar apa kamu ikut tenggelam dalam gelap?”

Perjalanan itu sulit, sulit sekali. Tapi aku harus terus berlayar, indah akan datang.

Di sana aku tahu, aku tidak harus berlayar dengan kapal pesiar.

Karena hidup – kataku, bukan siapa yang menjadi paling terang, paling kuat saat itu, tapi siapa yang bisa bertahan.

Itu.

Karenanya, jika aku memiliki anak nanti,

Aku tak ingin menuntutnya menjadi yang paling terang, apalagi paling terang menurut orang.

Aku hanya ingin dia bisa bertahan sampai akhir hayat nanti.

Aku hanya ingin dia punya bekal, di kehidupan saat ini dan tentu saja untuk kehidupan selanjutnya.

Terima kasih, terima kasih semuanya.

Semoga esok nanti kita bisa bertemu, bukan hanya dari layar saja, namun di dunia nyata.

Sungguh aku rindu hari-hari sebelum pandemi.

Tetapi, karena pandemi ini, banyak pelajaran yang bisa aku dapatkan.

Waktu untuk diriku.

Merelakan apa yang telah terjadi.

-Maaf ya kalau tulisan ini begitu acak. Heheh.

kisah-sepatu

Bukan sepatu yang ini sih, ini sepatu keduaku. Sepatu yang aku beli itu sudah di rumah dan sering dipakai bapak untuk berolahraga di sekitar rumah.

Kejadian ini sudah berlangsung dua tahun lalu, tapi tetap tidak bisa kulupakan ya gais, haha

Pada suatu ketika, aku dan orang tuaku sedang mencari sepatu olahraga sebagai pengganti sepatuku yang sudah rusak.

Saat itu, aku menemukan sepatu yang modelnya bagus, tidak pasaran, dan… yang pasti harganya terjangkau (diskonan sih)! Aku tidak pernah melihat sepatu model seperti itu di toko manapun.

“Apik, Nduk”, kata ibuku

Sayangnya, ketika aku sudah hampir saja meminang sepatu tersebut…

“Maaf, Mbak. Sepatu yang itu bahannya terbuat dari… (pokoknya benda yang tidak bisa aku pakai)

Potek. Sepotek-poteknya. Padahal udah sreg banget sama modelnya.

Akhirnya, aku menjatuhkan pilihan kepada model yang lain, yang terbuat dari kain. Harganya memang di atas yang tadi sih, tapi aku masih sreg juga.

Syukurlah, setelah dua tahun berlalu, sepatu yang aku beli masih awet sampai sekarang, dan sering juga dipakai bapak untuk berolahraga di sekitar rumah.

Saat ini aku menggunakan sepatu olahraga berwarna biru muda (lihat di gambar), harganya setengah dari sepatu pertama, tapi sama-sama nyaman sih, bahkan sepatu keduaku ini lebih fit di aku.

Itulah kisah sepatuku.

Memang saat kita sudah merasa sreg dengan apa yang kita inginkan, tetapi kita tidak bisa memiliki karena satu dan lain hal, ya di saat itulah kita harus rela melepaskannya, dan mencari alternatif.

study-mbeler

Sudah berapa hari ya WFH? Sampai aku nggak bisa ngitung ini hari keberapa, hahah. Kalian sehat kan?

Work from home (WFH) sebagai upaya pencegahan Covid-19 telah berlangsung selama hampir dua bulan. Selama itu jugalah, banyak sekali yang berubah dari hidupku. Rutinitas berangkat ke kantor dan dandan cantique (hilih) tergantikan oleh membuka laptop dan mengerjakan semuanya dari rumah.

Ketika WFH, banyak juga hal yang bisa kulakukan selain mengerjakan pekerjaan kantor. Salah satunya adalah membuat catatan sekaligus belajar hand lettering, dan juga memberdayakan akun fake kedua, yaitu @studymbeler, yang sebelumnya sudah sering banget gonta-ganti username.

Sebetulnya, aku sudah mulai mencatat sejak kuliah sih, hanya saja catatan yang aku buat masih asal-asalan, pokoknya bisa aku baca itu sudah cukup bagiku. Sayangnya, hal itu berhenti saat aku sudah bekerja, lha wong wes gaenek seng dicatet meneh. (1)

Pada tahun lalu, aku mulai belajar hand lettering akibat melihat tulisan-tulisan estetik di Instagram. Sayangnya, pada tengah tahun 2019 hal itu juga berhenti begitu saja karena satu dan lain hal.

Barulah di akhir tahun 2019, seusai PTO, saat si mbeler ini telah sadar bahwa dia tidak boleh bermalas-malasan lagi karena harus lanjut sekolah (sayangnya ditunda ya 😥), kegiatan catat-mencatat itu berlanjut lagi, walau tidak terlalu estetik sih, pokoke iso diwoco, ngunu. (2)

Maret 2020

Merebaknya virus corona serta ketidakpastian mengenai banyak hal membuatku mengalami demotivasi yang cukup parah. Setiap hari waktuku hanya kuhabiskan untuk makan, tidur, dan mengerjakan beberapa tugas kantor. Seolah-olah hidup sudah buram.

Tentu saja aku tidak bisa berlama-lama seperti itu. Untuk membangkitkan semangatku lagi dalam menjalani hidup, aku melakukan beberapa hal, salah satunya mendirikan akun studymbeler ini.

Silakan berjunjung jika berkenan

Oke, langsung saja.

Kenapa namanya studymbeler? Bukannya ‘mbeler’ itu artinya jelek ya?

Ya benar, dalam bahasa Jawa, mbeler artinya malas. Tentu saja kita tidak boleh malas! Nama studymbeler berasal dari kata study (belajar) dan mbeler (malas). Kalau digabungkan, artinya belajar(nya) orang malas. Harapannya, studymbeler ini bisa mendokumentasikan kegiatan belajar dari si pemalas ini, dan bagaimana si pemalas itu bisa mengubah kebiasaan malasnya, tentunya dengan cara yang efektif dan efisien.

Nama ini juga terinspirasi dari studyblr, yaitu foto catatan-catatan yang ada di Tumblr. Sayangnya, aku tidak bisa membuat catatan se-estetik itu, mbeler seh! (3)

Apa latar belakang mendirikan studymbeler?

Alasan utamanya seperti yang sudah aku jelaskan, yaitu mengembalikan semangat hidup terutama semasa WFH. Selain itu, mendirikan studymbeler ini juga membantuku menyalurkan passion-ku di bidang seni gambar.

Aku suka menggambar, suatu saat nanti aku ingin membuat webtoon. Sayangnya, keadaan belum memungkinkan untuk fokus ke sana.

Lalu aku berpikir, bagaimana caraku menyalurkan hobiku namun juga menunjang pembelajaranku, khususnya untuk lanjut sekolah? Nah begitulah asal mula terbentuknya studymbeler.

Apa yang akan menjadi fokusmu di studymbeler?

Saat ini, aku masih sangat amatiran, lebih-lebih jika dibandingkan dengan para studygrammer yang sudah berkarya duluan. Aku masih fokus belajar membuat catatan yang baik dan belajar lettering lagi, gitu. Maaf ya gais kalau kontennya masih berantakan.

Ke depannya, aku ingin membuat catatan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaranku untuk lanjut sekolah*, dan hal lain yang aku pelajari. Aku ingin menyimpannya di Drive sehingga bisa kalian unduh sewaktu-waktu.

Alat apa yang sudah kamu punya untuk saat ini?

Brushpen

Artline Stix set isi 12

Tombow Dual ABT (cuma warna abu muda, pink muda, dan biru langit)

Zebra Mildliner, aku cuma punya 8 warna sih

Pulpen

Zebra Sarasa, aku cuma punya 10 warna, basic sih

Sakura drawing pen 0,3 dan 0,5

Pentel touch

Pensil? Standar sih, sejak kuliah aku tidak pernah berpaling dari Staedtler Graphite 777, penghapus juga standar, Faber-Castell abu-abu yang biasa dipakai ujian, lainnya standar sih.

Apa harapan ke depannya?

Doakan agar aku bisa terus konsisten dalam menjalankan studymbeler ini, semakin rajin, dan semakin bermanfaat. Aamiin. Mohon doanya ya gais!

Istilah

(1) Lah kan nggak ada yang bisa dicatat lagi

(2) Pokoknya bisa dibaca, gitu

(3) Malas sih!

*Tahun 2020 SPMB reguler dan Tugas Belajar/Alih Program PKN-STAN ditiadakan, doakan ya tahun depan ada lagi gais, Aamiin! Aku ingin~

bukan-cuma-kamu

Sudah aku lewati, entah hari keberapa ini

Tak dapat ke mana-mana, kecuali terpaksa

Karena wabah yang melanda negeri kita tercinta

Semuanya tertunda

Anganku, inginku

Anganmu, inginmu

Angannya, inginnya

Angan kita, ingin kita

Apa yang telah kita gantung di angkasa

Apa yang telah kita larung di samudra

Seolah semesta berkata

tunggu

Lalu aku berkata

baiklah

Tapi hati tak bisa mengingkari

mengapa begini?

mengapa semua angan dan ingin tertunda karena pandemi?

Kadang aku khawatir mengenai masa depanku

Seseorang berkata

bukan-cuma-kamu

lihat orang di situ

tak malukah kamu?

dengan hatimu yang penuh gerutu?

yang lebih menderita adalah si (itu)

Iya, aku tahu

Tak patutlah aku menggerutu

Sebab esok hari aku masih bisa berencana

makan apa ya, masak apa ya? apa yang akan kulakukan hari ini?

Seharusnya aku malu

Pada orang yang besok pun tak pernah tahu besok dia bagaimana

Biar hidup membawanya

Namun dia begitu tabah menjalani hidupnya

Seseorang yang lain berkata

tidak apa-apa, apa yang kamu rasakan bukanlah sebuah dosa

di sini aku akan setia

menemanimu, hingga saat cerah pun tiba

sehingga lebih sedikit keluh terucapkan

mari kita sama-sama saling menguatkan, bukan saling menyalahkan

from-home

Atau from-flat untukmu yang sedang tidak bisa pulang dan terjebak di kosan, kontrakan, apartemen, dan sejenisnya.

Ilustrasi bekerja dari rumah (WFH)

Per tanggal 16 Maret 2020 lalu, tepatnya sehari setelah aku berlibur ke Selong, kantorku – dan juga kantor pajak di seluruh Indonesia resmi menutup layanan tatap muka dan menggantinya dengan layanan daring sehubungan dengan pencegahan virus corona (covid-19). Begitu juga dengan kantor-kantor lainnya yang memberlakukan work from home (WFH) untuk memutus rantai penularan virus corona ini.

Kami sendiri pada mulanya mendapatkan waktu WFH hingga 5 April 2020, namun setelah melihat perkembangan virus corona yang masih meluas, masa WFH kami diperpanjang. Sampai saat tulisan ini kuketik, aku dan teman-teman masih menjalankan WFH.

Bagaimana reaksi pertama ketika aku mendapatkan WFH?

Asyik, akhirnya bisa kerja dari rumah, nggak harus mikirin pakai baju apa, dandan kek gimana, dan tentunya bisa menghindari virus corona sambil kerjaan tetep jalan!

Namun di sisi lain juga begini, apalagi setelah WFH berjalan beberapa hari,

Ih bosen banget yang dilihat tiap hari cuma kamar sama kosan melulu, gak bisa ke mana-mana, takut corona 😦

Selain menjalankan WFH, aku juga update berita mengenai virus corona, khususnya di Surabaya (tempat asalku) dan Lombok (tempatku sekarang bekerja).

Rasa was-was mulai menghampiri, terlebih setelah aku tahu di kelurahan sebelah kelurahan tempat asalku ada yang positif covid-19 pada akhir Maret lalu,

Ya Allah! Ini kan tempat yang sering banget aku lewatin pas pulang, kita sehari-hari juga beli apa-apa di sana, aku khawatir sama ortu, gimana ya?

Hal ini sempat menurunkan semangat hidupku, termasuk semangat belajar.

Karena corona,

Semuanya serba tidak pasti. Semuanya serba ditunda, atau bahkan dihentikan karena makhluk kecil yang menyebar ke berbagai belahan dunia ini.

Aktivitas ekonomi negeri ini pun melemah akibat virus corona ini. Toko-toko tutup, banyak karyawan dirumahkan, pusat perbelanjaan tutup, dan masih banyak lagi. Pemasukan pun tak seperti biasanya, sehingga kita harus berhemat agar tetap memiliki cadangan di saat-saat krisis seperti ini.

Tidak hanya itu, dampak psikologis pun melanda kita. Banyak dari kita merasa terisolasi, terbatasi, dan terkunci. Kita jadi seperti burung dalam sangkar yang tak bisa ke mana-mana. Rasa kesepian pun turut melanda karena kita tidak bisa bertemu dengan orang yang kita sayangi secara langsung, kita hanya bisa berbicara lewat media daring seperti telepon, chat, dan video call. Kekhawatiran seolah menjadi teman setia. Bahkan beberapa dari kita ada yang mengalami gejala psikosomatik karena kekhawatiran tersebut. Batuk sedikit, takut. Panas sedikit, takut. Kata ‘corona’ seolah menjadi raja di histori browser kita.

~

Semua itu membuat kita bertanya-tanya, mengeluh, bahkan marah dengan keadaan.

Apa salahku? Kenapa tahun 2020 yang kugadang-gadang sebagai tahun terbaikku malah menjadi seperti ini? Kenapa semua yang kurencanakan sejak jauh-jauh hari malah jadinya seperti ini?

Nangis batinku, ngrantes uripku. Teles kebes netes eluh cendol dawet! Cendol dawet! *eh, lupakan

Bahkan, tidak sedikit yang menyalahkan pemerintah sebagai ulil amri^ di negeri ini,

Duh, pemerintah sih lemot! Kebanyakan acara!

Hah? Mau PSBB? Makan apa woi entar kita! Mau mati apa?

Dilarang mudik? Bosen tauk di kosan! Mana nyari makan di sini susyeh lagi! Gak mikir apa?

Duh, doi sok-sokan jadi pahlawan deh! Pasti ada kamsudnya!

Salah sendiri dulu juga dianggap guyonan!

Rezim zalim sih hadehhh!

Aku tahu, mungkin pemerintah Indonesia sedikit kecolongan pada awalnya. Namun, bukannya itu lebih baik daripada tidak sama sekali? Lagipula, sekarang pemerintah sudah membuat kebijakan dan tindakan yang menyelamatkan kita. Walau ada beberapa langkah yang kurang tepat, namun setidaknya tolong hargai langkah-langkah yang sudah tepat.

Ditambah kelakuan kita yang ‘batu’,

Ih, bosen tauk di rumah teros. Nongki ah!

Pulang ahhh, qtime gitu loh!*

WFH? Saatnya berlibur, sayang lah kalau gak dimanfaatin!

Ngapain sih pake masker kain? Kan di sini baru ada yang ODP!** Belum ada yang positif kan ye?

Kita gak takut sama corona, takut itu cuma sama Tuhan! Sape lu nglarang kite ibadah? Kite doa bambang di sono! Biar virus corona cepet ilang!

Belum lagi panic buying dan info-info yang menyesatkan,

APA? CORONA? BORONG APD SAMA MASKER MEDIS AHHH! (Padahal ada tim medis yang lebih membutuhkan)

Duh, takut ga bisa keluar nih! Pokoknya borong semua sampe puassss! (Padahal banyak barang yang sebetulnya tidak perlu, kalau nggak gitu jumlahnya berlebihan)

Yuk gaes gunakan dettol sebagai diffuser! (Padahal berbahaya jika dihirup)

dan sebagainya.

Itulah dampak negatif dan sambatan yang terjadi selama wabah corona ini ada di Indonesia. Aku pun juga mengalami dan merasakannya. Namun, bukannya selalu ada pelangi setelah awan? Bukankah selalu ada hikmah di balik musibah?

Karena corona,

Banyak dari kita disuruh bekerja dari rumah. Tentu saja kita tidak menggunakan kendaraan. Karenanya, polusi udara berkurang drastis. Langit yang biasanya kelabu kini menjadi biru. Jendela yang biasanya takut kita buka karena takut udara kotor masuk, kini tidak lagi. Iya ‘kan?

Aaaah segerrr, biasanya aja dah parno buka jendela.

Langit biru perkotaan. Photo by Nicholas Design on Unsplash

Selain itu, di rumah saja membuat kita menjadi produktif. Kita bisa melakukan apa-apa yang selama ini tidak kita lakukan karena kesibukan kerja.

Tuh yang bilang “aku sibuk!”, kini Tuhan telah memberikan waktu untuk bisa melakukan banyak hal. Tinggal bagaimana kita menggunakannya.

Merangkum materi agar kita cepat paham

Jika kita biasanya membeli makanan di luar dan kini banyak restoran tutup, nah ini saatnya kita memasak sendiri. Murah, enak, hemat, dan tentunya juga sehat. Betul?

Memasak makanan adalah kesempatan untuk mengeksplor diri

WFH adalah kesempatan untuk membersihkan tempat tinggal kita. Jika biasanya kamar selalu berantakan karena kita sudah lelah bekerja, sekarang kita memiliki kesempatan untuk membersihkannya.

Biasanya kamarku selalu berantakan dan kusut. Pada hari Rabu lalu, aku mencoba membersihkan seluruh kamarku. Aku begitu puas ketika melihat kamarku yang sederhana ini nampak seperti apartemen yang ditinggali idol koriyah, di mataku, hahah

Yah lumayanlah meski nggak rapi-rapi amat

Dan yang paling penting,

Berada di rumah saja adalah saat yang paling tepat untuk merefleksi diri, memahami diri sendiri, dan meng-upgrade diri menjadi lebih baik. Mungkin pada saat sibuk bekerja kita hanya sibuk menjalankan rutinitas hingga tak pernah terlintas pertanyaan pada diri sendiri.

Refleksi diri saat di rumah saja. Photo by Philip Reitsperger on Unsplash

Yuk kita bersyukur dengan kesempatan kita di rumah saja. Banyak sekali orang-orang yang (sebetulnya) ingin di rumah saja namun tidak bisa dikarenakan pekerjaan mereka dan hal-hal lain.

Apresiasi setinggi-tingginya untuk orang-orang yang rela tidak di rumah untuk memastikan kebutuhan kita terjamin, baik itu kesehatan, makanan, dan masih banyak lagi.

Petugas medis. Photo by H Shaw on Unsplash

Akhir kata, stay safe dan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi muslim(ah)! Mungkin ramadhan tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, namun aku yakin, kita bisa melaluinya dengan baik, Aamiin.


Ucapan Terima Kasih

Tulisan “from-home” ini terinspirasi dari story salah satu teman sekelasku saat kuliah di BDK Malang, yaitu Mbak Annisa Fitriyana Zaen (@) titizaen. Terima kasih sudah mengingatkan kita semua untuk selalu bersyukur dan melihat sisi indah dari suatu hal. Sukses dan sehat terus di sana, Mbak!

Terima kasih sudah mengingatkan, Mbak!


Lain-lain

*Untuk yang terpaksa pulang karena ada keperluan tertentu yang mendesak, tidak apa-apa asalkan tetap mematuhi protokol yang berlaku. Namun per tanggal 24 April 2020 semua transportasi umum di darat, laut, dan udara sudah dihentikan operasionalnya ‘kan ya? Mari kita saling menguatkan satu sama lain, insya Allah kalian akan bertemu orang-orang yang kalian sayang di saat terindah.

**Orang dalam Pemantauan. ODP adalah mereka yang memiliki gejala panas badan atau gangguan saluran pernapasan ringan, dan pernah mengunjungi atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan virus tersebut. Selain itu, bisa juga orang sehat yang pernah kontak erat dengan kasus terkonfirmasi Covid-19. (Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/19/120200123/tentang-virus-corona-covid-19-apa-itu-istilah-odp-pdp-dan-suspek?page=2.)

^Ulil amri adalah sekelompok orang yang mengurus kepentingan-kepentingan umat. (Sumber: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/view/686)

Selong Lights

Sudah hari kesekian kami menjalani karantina sehubungan dengan pencegahan virus corona.

Sebelum karantina ini dimulai, aku ingin berbagi cerita dari H-2 karantina ini.

Pada tanggal 14-15 Maret lalu, Allah memberikan kesempatan pada diriku dan Mbak Tutut untuk pergi ke dunia – eh, kota sebelah, yaitu Selong, Lombok Timur, untuk mengunjungi kawan idola kami yang bernama Nuzlah.

Setelah beberapa hari ditunda karena satu dan lain hal, akhirnya pertemuan jumpa fans ini diadakan.

14 Februari

Setelah melihat cuaca yang cukup sendu, akhirnya aku dan Mbak Tutut memutuskan untuk berangkat ke Selong dengan motor. Di perjalanan, kami diguyur hujan di Mantang dan Kopang, mana aku nggak bawa jas hujan lagi.

Setelah berhenti-jalan-berhenti-jalan akibat hujan, kami pun akhirnya sampai di Selong menjelang magrib. Akhirnya kami bisa melihat konser kawan kami dalam keadaan sehat walafiat.

Malamnya, kami pergi ke kafe kucing mini yang terletak tidak jauh dari kos venue konser. Kucing-kucing di sana begitu imut, terawat, dan ramah. Acara konser pun berlanjut di kafe kucing tersebut.

Konser yang gaduh

Setelah acara puncak selesai, kami pun kembali ke kos. Rencananya sih, paginya mau ke Labuhan Haji, sayangnya aku dan Nuzlah kesiangan gara-gara kebiasaan melekan kami yang tak tertahankan.

15 Februari

Gagal ke Labuhan Haji, kami pun tak patah arang. Kami pun memutar haluan ke Rinjani Waterpark yang terletak di Rakam untuk mengajari idol Nuzlah mengarungi kolam hati.

Sepertinya pada sesi kali ini dia sangat cepat menyerap pelajaran dari kami. Bisa jadi dia sudah siap being mermaid.

Entah apa yang merasuki kami di kolam, tiba-tiba aku dan Nuzlah kesambet untuk pergi karaoke ke Doremi Family Karaoke Pancor.

Setelah lelah berenang, kami pun melampiaskan jeritan suara isi hati nan merdu di ruang karaoke. Eh ini bagianku dan Nuzlah sih, Mbak Tutut banyak menjadi supporter dalam konser merdu kami.

Kami pun kembali ke kos Nuzlah untuk istirahat dan sholat ashar. Setelah rangkaian acara fanmeeting selesai, aku dan Mbak Tutut kembali ke dunia asal, yaitu Praya, Lombok Tengah.

Itulah sedikit cerita kami sebelum “cahaya” Praya dan Selong sedikit diredupkan akibat karantina lokal sehubungan dengan pencegahan virus corona.

Aku tahu, Praya dan Selong mungkin bukanlah kota nan gemerlap layaknya ibukota, bukan kota sejuk layaknya pegunungan, namun menghirup udara segar dari Praya dan Selong saja adalah anugerah yang tak terhingga.

Praya, Selong

Aku rindu cahayamu

Aku rindu berkeliling mengitarimu

Walau hanya jajanan sederhana yang kita dapat

Tolong hilangkan wabah ini dari kota kami tercinta

Agar kami bisa bersama lagi

Agar kami bisa bertemu kawan-kawan lagi

Agar lebih banyak lagi kawan kami yang tahu

Praya dan Selong sangat indah

Akhir kata, yuk pergi ke Praya dan Selong, saat wabah ini telah mereda.